LPM Kompen Politeknik Negeri Malang
Tahun 1989, mengguratkan sejarah tersendiri bagi LPM Kompen Politeknik Negeri Malang. Saat itulah, eksistensi lembaga ini dimulai. Kelahiran Kompen diawali dari sebuah diskusi dan brainstorming antara beberapa mahasiswa Politeknik Universitas Brawijaya (kini berubah menjadi Politeknik Negeri Malang) dengan beberapa pihak birokrat Politeknik. Waktu itu nama yang dipilih bagi bayi Kompen adalah Unit Aktivitas Penerbitan Kampus Mahasiswa Kompen.
Nama Kompen, dipilih karena istilah "kompen" adalah sebuah istilah yang familiar dengan kalangan civitas akademika Politeknik. Kompen atau kompensasi, adalah sebuah sistem di politeknik yang mengatur "kerja tambahan" sebagai pengganti absensi mahasiswa dalam proses perkuliahan. Sejatinya, nama ini juga merupakan bentuk sindiran terhadap sistem kompensasi yang marak dijalankan di politeknik.
Selain itu, versi "resmi" Kompen menyatakan bahwa nama Kompen merupakan singkatan dari "Komunikasi Pendidikan". Dengan nama ini diharapkan Kompen mampu menjadi media komunikasi yang bisa mendidik dan mencerahkan pembacanya dan terutama kalangan civitas akademika Politeknik Negeri Malang.
Sebagai sarana dalam menyalurkan idealisme dan memperkuat jati diri sebagai lembaga pers, Kompen menerbitkan Majalah Kompen, Buletin Perspektif, dan Mading Derap. Selain itu, Kompen juga giat dalam mengadakan acara training jurnalistik dan diskusi terbuka mengenai fenomena kekinian yang terjadi.
Seiring perubahan waktu, Kompen bertransformasi menjadi sebuah lembaga pers oposisi yang kritis terhadap fenomena sosial di lingkungan Politeknik Negeri Malang.
Jalur yang dipilih ini, tidak selamanya mulus. Bahkan kerap mendapat tentangan dari pihak yang kebakaran jenggot oleh pemberitaan Kompen
Wajah Kompener : Inilah wajah dari sebagian Kompener (anggota Kompen) yang baru saja amelaksanakan Diklat. Walaupun guratan kelelahan masih membayang, tetap saja tidak bisa menyembunyikan raut bahagia mereka.
foto : KO/den

KompenOnline® 2008
Lahir dan Kritisisisme Era UAPKM
Koordinasi : Pemimpin Umum LPM Kompen periode 2007-2008, Misbahul Lail sedang menjelaskan nilai nilai dasar LPM Kompen sebagai sebuah lembaga pers alternatif.
Setelah berproses pencarian jati diri yang cukup panjang dan menguras tenaga, struktur organisasi LPM Kompen Politeknik Negeri Malang kembali dirombak. Peristiwa bersejarah terjadi dalam momen Sidang Umum LPM Kompen periode 2008 - 2009. Dalam sidang yang dilaksanakan 13 Januari 2008 ini, visi, misi dan tujuan LPM Kompen Politeknik Negeri Malang ditetapkan.
Dalam rumusan ini visi LPM Kompen Politeknik Negeri Malang adalah," Menjadi lembaga pers mahasiswa yang kreatif, kritis dan dinamis." Misi LPM Kompen adalah, " 1). Memberikan wacana alternatif kepada civitas akademika Politeknik Negeri Malang. 2). Menampung, mengembangkan dan menyalurkan minat serta bakat mahasiswa Politeknik Negeri Malang di bidang jurnalistik, fotografi, desain grafis dan penerbitan."
Sedangkan tujuan dari LPM Kompen dirumuskan sebagai berikut," 1).Sebagai kontrol sosial terhadap kehidupan civitas akademika dan infrastruktur yang mendukung di Politeknik Negeri Malang pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. 2). Membentuk opini masyarakat yang mendukung terciptanya lingkungan civitas akademika yang kondusif."
Dari landasan organisasi tersebut, Kompen berusaha untuk kembali ke fitrahnya sebagai sebuah lembaga pers. Namun, pastinya, tetap tidak menafikkan tugasnya sebagai pengemban cita-cita Era Pencerahan. Sebagai lembaga pers, concern utama Kompen tetap di jalur jurnalistik. Tetapi, tetap tidak melupakan tugasnya sebagai lembaga kontrol sosial. Sebuah jalur perjuangan yang telah lama dilalaikan.
Demi mensukseskan dalam menerjemahkan visi, misi dan tujuan dalam kerja keseharian, Kompen melakukan perubahan yang cukup revolusioner dalam struktur organisasinya. Perubahan yang paling mencolok adalah dipisahkannya antara bagian redaksi dan bagian perusahaan (organisasi). Akhirnya, dalam struktur organisasi LPM Kompen, prinsip firewall diterapkan. Prinsip ini juga merupakan bentuk ketaatan Kompen pada kaidah jurnalistik. Lembaga ingin melangkah lebih jauh dari sekedar organisasi. Kompen ingin menjadi lembaga pers yang benar-benar mampu melanjutkan cita Era Pencerahan. Sebuah lembaga pers yang mampu memberikan informasi yang mencerahkan bagi masyarakat. Khususnya civitas akademika Politeknik Negeri Malang.

Firewall: Pemimpin Perusahaan LPM Kompen periode 2007-2008, Erwin Dian, sedang menjelaskan masalah prinsip firewall yang diterapkan Kompen. Penjelasan ini diberikan pada fungsionaris baru LPM Kompen dalam rangka program up-grading internal.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Bertransformasi Menjadi LPM
foto : KO/den
Menetapkan Jati Diri sebagai Pers Alternatif

 

19 Maret 2000, merupakan tonggak kedua dalam perjalanan sebuah lembaga bernama Kompen. Bertepatan dengan diadakannya Sidang Umum sebagai kekuasaan tertinggi dalam LPM Kompen, nama UAPKM berganti menjadi Lembaga Pers Mahasiswa Kompen Politeknik Negeri Malang.
Perubahan ini merupakan konsekuensi dari makin meluasnya tanggung jawab Kompen dari sekedar bidang penerbitan. Kompen diharapkan mempunyai media perjuangan yang lebih luas ketimbang sekedar penerbitan media cetak saja. Saat itu, website berita LPM Kompen mulai menjadi wacana.
Tahun ini pula, awal masuknya divisi sinematografi dalam struktur organisasi Kompen. Diharapkan dengan masuknya divisi sinematografi dan pembuatan website berita Kompen, lembaga ini bisa menjadi penyedia informasi one stop service.
Tahun-tahun berikutnya, LPM Kompen mulai menjalin hubungan yang intens dengan lembaga yang mempunyai garis perjuangan sama. Program ini diawali dengan menjalin hubungan akrab dengan lembaga pers di kawasan Universitas Brawijaya. Bahkan Kompen termasuk salah satu deklarator Dewan Pers Kampus (DPK) Universitas Brawijaya. DPK bertujuan sebagai sebuah paguyuban dan sebuah jaringan berita dan data diantara LPM yang ada di Universitas Brawijaya.
Seiring keikutsertaannya dalam DPK, Kompen pernah mendapat tawaran dari sebuah portal berita nasional untuk mengisi berita dari kampus. Tawaran ini, sayangnya, tidak bisa ditindak lanjuti karena tidak tercapai titik temu antara DPK dan portal tersebut dalam hal teknis kerjasama.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

foto : KO/den
foto : KO/den

 

 

 

 

Pengurus Harian LPM Kompen: Pemimpin Redaksi Kompen Media Network, Chintya Ayuningrum (depan), Bendahara Umum, Nurus Saidah (Tengah), dan Pemimpin Perusahaan Kompen, Erwin Dian S (Belakang)